Nurafni Baharuddin
MIN 4 Tidore Kepulauan
*Corresponding Author. Email: nurafnibaharuddin988@.gmail.com
ABSTRAK
NURAFNI 2021. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI MIN 4 Tidore Tahun Ajaran 2020/2021 Pada Materi Keseimbangan Ekosistem.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar IPA materiKeseimbangan Ekosistem pada siswa kelas VI MIN 4 Tidore Tahun Ajaran 2020/2021 Pada Materi Keseimbangan Ekosistem. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi keseimbangan ekosistem melalui model Problem Based Learning. Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan,pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. PTK ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2021 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 20 juli 2021. Penelitian dilaksanakan pada kelas VI MIN 4 Tidore dengan jumlah 17 siswa yang terdiri dari 9 laki- laki dan 6 perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi keseimbangan ekosistem pada siswa kelas VI MIN 4 Tidore . Peningkatan hasil belajar IPA materi keseimbangan ekosistem diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rata- rata nilai siswa materi keseimbangan ekosistem pada kondisi awal (pra-siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8 siswa) dari 20 siswa yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81 dengan ketuntasan klasikal 80% (16 siswa) yang mencapai nilai ≥ 60 (nilai KKM).
Kata kunci: Hasil Belajar, Problem Based Learning, IPA
Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan berkompeten. Namun, dalam proses pembelajaran, sering kali ditemui masalah kurangnya motivasi belajar peserta didik. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi Hasil belajar adalah metode pembelajaran yang digunakan. Di MIN 4 Tidore, tahun ajaran 2020/2021, pembelajaran kelas VI masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan belajar peserta didik pada materi keseimbangan ekosistem.
Materi keseimbangan ekosistem merupakan salah satu materi yang penting dalam pembelajaran sains di kelas VI. Konsep ini melibatkan pemahaman tentang interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya serta pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem untuk keberlanjutan kehidupan. Namun, peserta didik seringkali mengalami kesulitan dalammemahami konsep ini secara mendalam dan kurang termotivasi dalam pembelajarannya.
Selama ini, metode pembelajaran yang digunakan di kelas VI MIN 4 Tidore masih terpusat pada guru sebagai sumber pengetahuan utama. Pendekatan pembelajaran yang konvensional dan kurang interaktif sering kali tidak mampu membangkitkan minat dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencari metode pembelajaran yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi keseimbangan ekosistem.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat menjadi alternatif adalah Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif dalam memecahkan masalah nyata, dimana peserta didik terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan sehari- hari. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VI MIN 4 Tidore dalam memahami konsep keseimbangan ekosistem.
Dalam konteks ini, penelitian mengenai hasil pembelajaran model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VI MIN 4 Tidore pada materi keseimbangan ekosistem perlu dilakukan. Dengan
demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran yang lebih efektif dan interaktif serta meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang keseimbangan ekosistem.
Penelitian ini juga memiliki objek penelitian yang difokuskan, yaitu objek produk dan objek tindakan. Objek produk berupa hasil belajar peserta didik kelas VI MIN 4 Tidore tahun ajaran 2020/2021. Sedangkan objek tindakan yaitu penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi Keseimbangan Ekosistem digunakan dan diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar meliputi Modul ajar, tes tertulis, lembar penilaian guru, dan lembar obeservasi peserta didik dan LKS.
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Daryanto (2011:1) menyebutkan bahwa PTK pada dasarnya merupakan kegiatan nyata yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya. penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Prosedur dan langkah- langakah penelitian mengikuti prinsip- prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.
Secara terperinci tahapan- tahapan dalam rancangan penelitian tindakan diawali dengan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan melakukan refleksi pada setiap siklus (reflecting) dan seterusnyasampai perbaikan yang diharapkan tercapai. PTK dimulai dari tahap perencanaan tindakan (planning) setelah ditemukannya masalah dalam pembelajaran dengan mengidentifikasi terjadinya masalah di kelas, dilanjutkan dengan pelaksanaan Tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, yainu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan, kemudian direfleksikan dan dianalisis hentanarkan teari yang menunjang dan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran secara jelas tentang stuani kelas dan tingkah laku siswa selama peones pembelajaran berlangsung. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara bersiklus.
Penelitian ini akan dilaksanakan di MIN 4 Tidore Kota Kepulauan Maluku Utara. Subjek yang akan di kenai tindakan adalah siswa kelas VI MIN 4 Tidore. Dengan jumlah siswa yaitu 17 orang, laki-laki berjumlah 10 siswa, perempuan berjumlah 7 siswa. Dasar pertimbangan pilihan subyek adalah perlunya tindakan penelitian terhadap pembelajaran IPA dengan materi Keseimbangan Ekosistem.
Chika Okta (2019:14) mengutip dari Arikunto, dkk (2006: 16) mengemukakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggunakan model Suharsimi Arikunto terdiri dari empat tahapan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut skema dari proposal penelitian:
Gambar 1.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, dkk, 2010: 16
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Bentuk instrument yang digunakan untuk mendapatkan data adalah sebagai berikut :Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi Keseimbangan ekosistem melalui penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Analisis data merupakan proses menganalisis data yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), secara umum dianalisis melalui diskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif.
Sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melakukan kegiatan pra- siklus. Tahap pra siklus ini dapat memberikan acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Tahap pra siklus dilakukan peneliti secara langsung dengan melakukan observasi pada proses kegiatan pembelajaran oleh guru kelas VI MIN 4 Tidore. Dari hasil observasitersebut, diperoleh bahwa belum adanya model pembelajaran baru yang digunakanoleh guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dikelas terkesan monoton. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa, karena pembelajaran di kelas cenderung guru yang berperan aktif sedangkan siswa cenderung pasif.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, terdapat beberapa siswa yang belum paham mengenai materi Keseimbangan Ekosistem. Padahal materi keseimbangan ekosistem sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menduga rendahnya hasil belajar siswa materi keseimbangan ekosistem disebabkan oleh kurang tepatnya model pembelajaran yang diaplikasikan oleh guru yang mengakibatkan siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar siswa (nilai ulangan harian siswa). Berikut ini adalah data pra- siklus dari hasil ulangan harian siswa materi Keseimbangan ekosistem pada kelas VI MIN 4 Tidore.
Nilai rata- rata Asesmen yang dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 69 (Tabel nilai rata-rata ulangan harian secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.1). Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 11 siswa (65%), sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 6 siswa (35%). Hasil belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya mencapai 40% dari jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnyapada selang waktu yang telah ditentukan.
Penelitian Siklus I dilakukan pada Senin 10 Juli 2021. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Pada bagian perencanaan dan pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu menyusun Modul Ajar untuk siklus I dan dikonsultasikan dengan Kepala Madrasah. Menetapkan materi pokok yang diajarkan pada Siklus I yaitu materi keseimbangan ekosistem. Kemudian peneliti menyusun Instrumen penilaian berupa lembar Kerja Peserta Didik (LKS), alat-alat penyelidikan, dan soal tes yang berhubungan dengan materi Keseimbangan Ekosistem. Soal Asesmen yang disiapkan sebanyak 5 nomor untuk mengetahui sejauh mana hasil dari tindakan pada siklus I. Setelah itu membuat instrumen pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Tahap akhir adalah menentukan hasil siklus I yaitu hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I menunjukkan bahwa siswa sangat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
belum semua siswa berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar pada siklus I akan melanjutkan pada siklus II dengan merevisi kembali hambatan yang ditemukan pada siklus I dengan berkonsultasi bersama Kepala Madrasah
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Rabu 20 Juli 2023. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2×35 menit). Pada tahap awal, peneliti melakukan perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu kembali merancang Modul Ajar untuk siklus II dan melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan dikonsultasikan dengan Kepala Sekolah. Menggunakan materi keseimbanagan ekosistem, kemudian peneliti menyusunalat evaluasi berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan, dan soal tes yang berhubungan dengan materi keseimbanagan ekosistem. Asesmen yang disiapkan sebanyak 5 nomor dan hasil tes akhir dapat diketahui bahwa kelemahan- kelemahan yang terjadi pada Siklus I berhasil diperbaiki pada Siklus II.
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan data hasil belajar. Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (tabel rekapitulasi hasil belajar siswaper siklus lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.7).
Menurut Susanto (2015:31) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) akan membuat peserta didik terbiasa menghadapi masalah dan tertantang untuk menyelesaikan masalah baik di dalam kelas maupun dikehidupan sehari-hari (real world). Lebih lanjut Atmojo (2013: 140) menegaskan model Problem Based Learning (PBL) menggunakan pembelajaran dengan explorasi lingkungan yang digunakan berupa pengalaman keseharian peserta didik sehingga dapat meletakkan dasar-dasar yanng nyata untuk berpikir. Selain itu, Sulistyarini & Santoso (2015: 61) menyatakan bahwa lingkungan belajar dalam Problem Based Learning (PBL) bersifat terbuka, menggunakan proses demokrasi, dan menekankan pada peran aktif siswa.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Riana Rahmasari (2016), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas VI MIN 4 Tidore dalam mata pelajaran IPA, sebanyak 14 siswa atau 58,33% telah memenuhiKKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Sedangkan sebanyak 10 orang atau 41,67% belum memenuhi KKM. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VI MIN 4 Tidore tergolong rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA, terdapat peningkatan nilai rata- rata 78,58. Sebanyak 17 siswa atau 95,83% memenuhi KKM dan hanya 1 siswa atau 4,17% yang tidak memenuhi KKM.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (KKM)pada materi keseimbangan ekosistem, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Keseimbangan ekosistem pada siswa kelas VI MIN 4 Tidore . Peningkatan hasil belajar IPA diketahui dengan hasil tes pada Siklus I dan Siklus II yang menunjukkan peningkatan nilai rata- rata dan persentase ketuntasan secara klasikal. Di dalam penelitian ini merujukpada indikator keberhasilan, nilai yang dihitung yaitu persentase ketuntasan klasikal apabila hasil belajar siswa ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 75. Rata- rata nilai siswa materi Keseimbangan ekosistem pada kondisi awal (pra- siklus) 69 dengan ketuntasan klasikal sebesar 40% (8 siswa) dari 17 siswa yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus I sebesar 74 dengan ketuntasan klasikal sebesar 60% (12 siswa) yang mencapai nilai ≥ 75 (nilai KKM). Siklus II sebesar 81dengan ketuntasan klasikal 80% (18 siswa) yang mencapai nilai
≥ 75 (nilai KKM).Dengan demikian, sesuai dengan indikator keberhasilan
maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui model Problem Based Learning (PBL) materi Keseimbangan ekosistem pada siswakelas VI MIN 4 Tidore dinyatakan berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum
2013: Kompetensi DasarKurikulum 2013. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suhendar, E. (2015). Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik.
Abdullah Sani, Ridwan. 2015. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Ariyanto. 2011. Pembelajaran Aritmatika Sekolah Dasar. Surakarta:
PenerbitQinant
Baharuddin. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Baharudin & Nur Wahyuni, Esa. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah:Beserta Contoh-co ntohnya. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: Gava Media.
Herawati. 2018. Memahami Proses Belajar Anak. Jurnal Volume IV. Nomor 1.Januari – Juni, Dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Najma. 2017. Penerapan Model Problem Based Learning (PB) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada tema selalu berhemat energi kelas IV MAN 3 Banda Aceh”. Jurnal Volume IV. Nomor 1. Januari – Juni, DosenUIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Suryanti, S. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik. Jurnal Pendidikan.Matematika, 2(2), 25-36.
Kurniawan, A., & Daryanto. (2020). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 5(2), 188-193